Kediri (7/3/16). LDII melalui lembaga pendidikan Pondok Wali Barokah menggelar Asrama Syarah Asmaul Husna, diikuti oleh sekitar 7 ribu orang peserta yang berasal dari seluruh Indonesia. Asrama kali ini dibuka langsung oleh Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar S.E.
Dalam sambutannya ketua Pondok Wali Barokah Kediri H. Sunarto M.Si mengatakan bahwa peran pemerintah kota Kediri mulai dari pemerintahan yang sebelumnya sampai dengan saat ini memiliki dukungan dan kepedulian yang luar biasa terhadap akitivitas pesantren.
Peran Pemerintah Kota Kediri ditandai dengan dukungan penuh dalam awal pembangunan menara Asmaul Husna Pondok Wali Barokah, Kediri, sampai dengan diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla serta kegiatan-kegiatan pondok pesantren lainnya.
“Peserta yang hadir dan wajib mengikuti kegiatan asrama ini adalah para ulama-ulama, mubaligh maupun utusan yang terpilih untuk mewakili daerahnya masing-masing,” imbuh Sunarto.
Menurut Sunarto, revolusi mental yang diusung pemerintahan Jokowi dapat dilaksanakan warga LDII. Salah satunya dengan pelaksanaan asrama syarah Asmaul Husna.
“Alhamdulillah, kalau masih ada yang mempertahankan nilai keagamaan sampai saat ini, mudah-mudahan bersama Pesantren Wali Barokah mari sama-sama mendapatkan kebarokahan” tambahnya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar mengatakan bahwa dengan kegiatan asrama ini LDII turut membangun ekonomi di wilayah sekitar pesantren, selain itu juga memiliki banyak dampak positif lainnya.
Dengan terdapat banyak pondok pesantren di sekitar wilayah Kota Kediri, akan memicu tumbuhnya kegiatan wisata, terutama wisata religi. Bahkan, ketika acara asrama berlangsung, dampaknya sangat terasa bagi pengusaha di bidang transportasi, kuliner, penginapan, hingga warga sekitar yang rumahnya disewa peserta.
Kegiatan yang berlangsung di gedung Wali Barokah ini akan berlangsung selama empat hari mulai hari Senin (07/03) sampai dengan Kamis (10/03), kegiatan tersebut rencananya akan ditutup oleh ketua MPR Zulkifli Hasan, sekaligus mensosialisasikan empat konsesus bangsa yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum DPP LDII Prof Dr KH Abdullah Syam mengatakan program LDII untuk membentuk insan profesional religius harus diwujudkan dengan terus menambah ilmu pengetahuan mengenai agama, “Kami terus mendorong para ulama menggali kekayaan khasanah Alquran dan Alhadist sebagai pedoman berprilaku warga LDII di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Hal ini penting untuk mewujudkan program profesional religius,” kata Abdullah Syam.
Selain itu, ilmu yang diasramakan juga ditujukan untuk pembinaan generasi muda LDII, yang sasaran utamanya meraih tri sukses, yakni memiliki ilmu agama yang tinggi, memiliki akhlak mulia, dan mandiri. Selain itu Abdullah Syam berharap kedatangan Ketua MPR Zulkifli Hasan dapat meneguhkan komitmen kebangsaan warga LDII, yang sejak dulu selalu menyandingkan Islam dengan Pancasila sebagai keselarasan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
“Bagi LDII, Islam dapat dijalankan dengan baik di Indonesia berkat Allah SWT yang memberi bangsa Indonesia pedoman dasar negara berupa Pancasila,” ujar Abdullah Syam. Sehingga bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai agama dan suku bisa hidup rukun dan damai. (Yusuf Wibisono/LINES)