Kunjungan FKUB DKI Jakarta ke Ponpes Wali Barokah Kediri

Kediri – Dinilai mampu mengatasi dan menjaga kerukunan antar umat  beragama di kota Kediri, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta  melakukan kunjungan kota Kediri yang bertemakan CAPACITY BUILDING. Rombongan yang terdiri dari :

  1. KH. Ahmad Syafi’i Mufid (Ketua) unsur MUI
  2. KH. Qaimoedien Thamsy, SH (anggota) unsur MUI
  3. KH. Echa Abdullah (anggota) MUI
  4. Ust H. Taufikurrahman Azhar (sekretaris) MUI
  5. Ust Drs. H. Aris Banaji (anggota) MUI
  6. Ust H. Ahmad Astamar, MBA (anggota) MUI
  7. Ust Drs. H. Elishman Iljas (anggota) MUI
  8. Ust Drs. H. Qomarudin (anggota) MUI
  9. Rudi Pratikno (wk ketua) Katholik/KAJ
  10. Pdt. Manuel Raintung, M.Th (wk sekretaris) Kristen /PGIW
  11. Pdt. Liem Wirawijaya (Anggota) Budha / Walubi
  12. H.Muhamad ied, SE (Ketua Alumni SABDA Sekolah Agama Agama Bina Damai FKUB)

diterima langsung oleh Ketua Ponpes Wali Barokah KH. Sunarto, M.Si dan seluruh anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Kediri , Selasa (20/3/2018).

Ketua Ponpes Wali Barokah KH. Sunarto, M.Si mengucapkan terima kasih kepada FKUB DKI Jakarta karena Kediri dipercaya sebagai tempat belajar kerukunan umat beragama. “Kami sangat berterima kasih atas kepercayaannya, ada banyak yang perlu kita lakukan bersama-sama agar tali persaudaraan tetap terjaga,” kata KH. Sunarto, M.Si dalam sambutannya.

Pada kesempatan itu, KH. Sunarto, M.Si juga menyampaikan “Yang sama jangan di bedakan dan yang berbeda jangan di samakan”. Dengan kata lain, KH. Sunarto, M.Si menegaskan dengan toleransilah kita masyarakat Kota Kediri bisa hidup berdampingan.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Kediri KH. Salim di dalam sambutannya mengatakan.           “ Sebelum di bentuknya FKUB tahun 2006 Kota Kediri sudah memiliki Paguyuban Antar Umat Beragama (PAUB) yang didirikan Juli 1998. Bahkan Kota Kediri temasuk cikal bakal terbentuknya FKUB di Indonesia. Sehingga bisa di bilang untuk masalah kerukunan umat beragama tidak ada yang perlu di kawatirkan di kota kediri ini. “

Menurut KH. Salim, kondisi kerukunan umat beragama di Kota Kediri sangat baik dan sangat terjaga. Hal ini disebabkan, karena sikap untuk menghargai sesama yang dilakukan warga kediri sudah terbangun sejak dulu (zaman Mojopahit). Selain itu, lanjut KH. Salim, alasan lainnya Toleransi yang membuat kami mampu menjaga keutuhan umat beragama di Kota Kediri,” pungkasnya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta KH. Ahmad Syafi’i Mufid di dalam sambutannya mengatakan “ Kedatangan kami ke kota kediri ini karena kami ingin mengetahui mengapa kota di jawa timur khususnya kota kediri antar umat beragama bisa hidup rukun dan berdampingan dan tidak terpecah belah “.  KH. Ahmad Syafi’i Mufid menambahi “Program kami Capacity building di dasari karna sekarang ini adudomba, fitnah, ujaran kebencian sangat bisa membuat negara Indonesia ini terpecah belah.”

Beliau juga menyampaikan “Sekarang banyak tuduhan bahwa indonesia adalah negara intoleran ,dan ada yang melakukan survey bahwa kota paling intoleran di indonesia yang pertama adalah Jakarta. Sehingga supaya tidak hanya menjadi wacana, kami datang ke jawa timur untuk kembali mengingat sejarah  yaitu tentang kerajaan Majapahit yang berdiri abad 13 – abad 14, dan di saat itu sudah ada semboyan Bineka Tunggal Ika dalam buku Sotasoma karangan Empu Tantular,sehingga ketika itu multikulturalnya sudah selesai.” Ahmad Syafi’i Mufid juga menyampaikan terimakasih kepada Ketua Ponpes Wali Barokah dan Kepada FKUB Kota Kediri atas sambutan dan keramahannya menerima kedatangan rombongan FKUB DKI Jakarta kekota Kediri . (gB)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.